Suatu sore di pinggiran sungai, setelah pulang dari sekolah di SMP swasta di
desa, anak gembala mengembalakan beberapa kambingnya.
Dalam hatinya terbesit pertanyaan, "Berapa lebar sungai ini ya?"
sambil memandang batu besar di seberang lain di sisi sungai.
Pikirannya pun tak dapat berhenti, “Apa bisa aku menebak dengan benar lebar sungai ini meskipun tak ada meteran yang panjang yang bisa langsung dibuat mengukur sungai ini. Tak ada tongkat Nabi Musa yang bisa membelah sungai ini”.
Pikirannya pun tak dapat berhenti, “Apa bisa aku menebak dengan benar lebar sungai ini meskipun tak ada meteran yang panjang yang bisa langsung dibuat mengukur sungai ini. Tak ada tongkat Nabi Musa yang bisa membelah sungai ini”.
"Bagaimana ya? Cara yang cepat dan tepat
untuk mengukur lebar sungai ini" hanya itu yang berada dalam pikiran sang
anak gembala sambil mencoret-coret tongkat gembalanya di tanah dan sesekali
memukul karena jengkel tak kunjung mendapat ide.
Sebagian orang menanggapi keusilan anak
tersebut dengan nada sinis. "Ada ada saja pikiran anak tadi. Usil banget
sih sampai bertanya lebar sungai tanpa mengukur lebar sungai." Lagian
kalau sudah tahu lebar sungai tersebut, memang apa yang akan dilakukan. Bangun
jembatan? ga mungkin juga. Bilang sama orang kampung? buat apa juga.hehe
Anda mungkin sependapat dengan beberapa
pendapat sebagian orang tersebut tentang keusilan anak tersebut. Kemustahilan
yang dimunculkan anak gembala tadi. Ketidakmungkinan yang jarang orang memikirnya.
Jangan Lewatkan Ini : Ternyata ini alasan kenapa sumur bentuknya lingkaran
Jangan Lewatkan Ini : Ternyata ini alasan kenapa sumur bentuknya lingkaran
Kalau Anda ingat lagi, tentunya anak gembala
ini bisa saja tahu ukuran lebar sungai dengan menggunakan konsep kesebangunan
segitiga yang sudah dia dapat di bangku sekolahnya.
"Apa???, Tidak mungkin ah bisa"
"Bisa!" saya akan menunjukkan kepada Anda dengan materi yang pernah Anda dapatkan di sekolah menengah pertama akan dapat menaksir lebar sungai tersebut.
"Bisa!" saya akan menunjukkan kepada Anda dengan materi yang pernah Anda dapatkan di sekolah menengah pertama akan dapat menaksir lebar sungai tersebut.
Yang Anda butuhkan hanya membuat dua segitiga
siku-siku di model sungai tersebut. Segitiga siku-siku tersebut harus sebangun,
karena dengan kesebangunan Anda dapat menghitung panjang sisi di segitiga besar
dengan mengetahui panjang sisi di segitiga yang kecil
Kalau anda mengingat kembali prinsip atau sifat pada segitiga-segitaga yang sebangun perbandingan panjang sisi yang seletak pada segitiga yang sebangun adalah sama. Prinsip inilah yang akan dipakai oleh si anak gembala tadi.
Kalau anda mengingat kembali prinsip atau sifat pada segitiga-segitaga yang sebangun perbandingan panjang sisi yang seletak pada segitiga yang sebangun adalah sama. Prinsip inilah yang akan dipakai oleh si anak gembala tadi.
Jadi ketika Anda membuat segitiga kecil yang
ukuran panjang sisinya memungkinkan Anda ukur dan segitiga tersebut sebangun
dengan segitiga besar yang ukurannya tidak memungkinkan Anda ukur, maka Anda
dengan mudah mengetehui panjang sisi segitiga besar yang tak tersentuh
tersebut.
"Sampai disini Anda mengikuti apa yang
saja jelaskan? Tidak tambah pusingkan?"haha
Sekarang saya ajak Anda untuk menutup mata
sejenak dan membayangkan seolah-olah Anda berada di pinggiran sungai yang besar
dan duduk di bawah pohon besar yang sejuk. Angin tertiup sepoi-sepoi
seakan-akan Anda akan tertidur tapi masih sadar.
Anda melihat jauh di pinggiran seberang sungai sana terdapat batu besar. Saking besarnya batu tadi, Anda dapat melihatnya dengan jelas meskipun jarak Anda dengan batu sangat jauh dan mustahil untuk menyentuhnya.
Anda melihat jauh di pinggiran seberang sungai sana terdapat batu besar. Saking besarnya batu tadi, Anda dapat melihatnya dengan jelas meskipun jarak Anda dengan batu sangat jauh dan mustahil untuk menyentuhnya.
Pertama-tama andaikan anda sudah meyiapkan
sebuah tongkat untuk dijadikan alat ukur. Kemudian Anda berdiri di pinggir
sungai dan lurus dengan batu atau pohon atau sejenisnya yang terletak di
seberang lain di pinggir sungai tersebut. Batu tersebut dengan jelas Anda
lihat. Berikan titik pertama Anda berdiri dengan titik A dan batu dengan titik O
Dari titik A tadi, lanjutkan perjalanan Anda
dengan berjalan di sepanjang bibir sungai ke titik B sambil mengukur jarak
titik A ke titik B tersebut. Pada titik B ini, tancapkan tongkat yang Anda bawa
dan siapkan dari tadi.
Langkah berikutnya adalah Anda terus berjalan
sampai pada titik dengan jarak setengah jarak titik A ke titik B pada perjalanan
pertama Anda. Setelah dapat titik setengah perjalanan pertama, tandai titik
tersebut dengan titik C.
Dari titik C Anda belok kanan atau kiri. Pilih
jalan yang bukan ke arah sungai ya.
"Yaiya lah masak ke jalan arah sungai. Nyebur dong!" kwkw.
Anda berjalan sambil menengok melihat ke arah titik B dimana tongkat berada yang Anda tancapkan tadi. Langkah Anda harus berhenti ketika Anda, tongkat di titik B dan batu di seberang sungai berada satu garis. Beri tanda titik tersebut dengan titik D dan titik itu adalah pemberhentian terakhir Anda.
"Yaiya lah masak ke jalan arah sungai. Nyebur dong!" kwkw.
Anda berjalan sambil menengok melihat ke arah titik B dimana tongkat berada yang Anda tancapkan tadi. Langkah Anda harus berhenti ketika Anda, tongkat di titik B dan batu di seberang sungai berada satu garis. Beri tanda titik tersebut dengan titik D dan titik itu adalah pemberhentian terakhir Anda.
Tahap akhir adalah Anda mengukur jarak titik C
ke titik D. Jarak yang Anda peroleh adalah setengah lebar sungai tersebut.
Artinya jika jarak titik C ke titik D adalah 30 meter maka lebar sungai
tersebut kira-kira adalah 60 meter.
Perhatikan apa yang Anda kerjakan tadi. Coba
bayangkan bentuk apa yang Anda buat mulai dari batu besar, titik A sampai titik
D.
Ya !. Benar jika Anda jawab bentuk segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku besar yang Anda bentuk mempunyai sisi AB, titik A ke batu (titik O) (baca: lebar sungai), dan sisi miring segitiga siku-siku tersebut sisi BO.
Sedangkan segitiga siku-siku kecil yang sebangun mempunyai sisi BC, CD dan BD yang siku-siku di titik C.
Ya !. Benar jika Anda jawab bentuk segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku besar yang Anda bentuk mempunyai sisi AB, titik A ke batu (titik O) (baca: lebar sungai), dan sisi miring segitiga siku-siku tersebut sisi BO.
Sedangkan segitiga siku-siku kecil yang sebangun mempunyai sisi BC, CD dan BD yang siku-siku di titik C.
Sisi-sisi yang seletak adalah BD dengan BO, BC dengan AB dan CD dengan AO dengan perbandingan sama
yaitu 1:2. Jadi jika nilai CD=20 meter maka
jarak A0 (lebar sungai) sebesar 40 meter.
Ukuran-ukuran tadi tidak harus menjadi fix. Anda boleh menjadikan perbandingannya 1:4 atau 1:5. Bahkan Anda bisa membuat sampai 1:20 jika lebar sungai terlihat besar sekali.
Kalau lebar sungia ternyata 200 meter dan Anda membuat perbandingan 1:2. Hal ini akan membuat Anda berjalan kurang lebih 100 meter. "Ini ngukur apa olah raga?".hehe
Ukuran-ukuran tadi tidak harus menjadi fix. Anda boleh menjadikan perbandingannya 1:4 atau 1:5. Bahkan Anda bisa membuat sampai 1:20 jika lebar sungai terlihat besar sekali.
Kalau lebar sungia ternyata 200 meter dan Anda membuat perbandingan 1:2. Hal ini akan membuat Anda berjalan kurang lebih 100 meter. "Ini ngukur apa olah raga?".hehe
Bagikan
Keren!! Anak SMP Bisa Mengukur Lebar Sungai Hanya dengan Berjalan Kaki
4/
5
Oleh
Mohammad Mahfuzh Shiddiq
Hai sobat...terima kasih telah mampir di blog kami. Silahkan tulis komentar di bawah ini sobat. Kami selalu menyambut baik setiap umpan balik sobat.